Sebagai orang Bali yang memeluk agama Hindu,
dari dulu saya ada ketertarikan tentang awal masuknya Hindu ke Bali dan
bagaimana kehidupan orang bali pada awal peradaban di pulau Bali.
Sebelumnya saya mengetahui bahwa kerajaan
Gelgel-lah yang merupakan kerajaan pertama di Bali setelah ekspedisi Gajah Mada
di Bali. Jadi keturunan Majapahit-lah yang mendirikan Kerajaan Gelgel.
Pada saat itu jugalah Hindu diperkenalkan ke
masyarakat Bali oleh rsi-rsi yang datang dari Majapahit. Kalau menurut saya itu
sebagian ada benar juga karena Majapahitl yang memperkenalkan agama Hindu
seperti Hindu saat ini yang dijalankan oleh masyarakat Bali.
Namun setelah menggali lagi, ada beberapa
fakta yang baru saya ketahui. Ternyata jauh sebelum adanya Kerajaan Gelgel dan
ekspedisi Gajah Mada ke Bali, di Bali sudah berdiri suatu kerajaan sekitar abad
ke-8.
Kerajaan Bedahulu atau Bedulu merupakan
kerajaan kuno Bali yang ada dari abad ke-8 sampai akhir abad ke-13. Beribukota
di Pejeng. Sri Wira Dalem Kesari Warmadewa merupakan Raja pertama Kerajaan
Bedahulu.
Masih belum dipastikan pada awal berdirinya
kerajaan ini pengaruh Hindu sudah masuk atau belum. Yang menonjol adalah
kepercayaan terhadap nenek moyang yang melakukan pemujaan dipusatkan pada
bangunan berundak-undak.
Era pemerintahan Raja Sri Wijaya Mahadewi
yang merupakan Raja Bedahulu ke-7, diperkiraan Hindu mulai masuk karena pada
masa itu muncul nama-nama biksu yang memiliki nama Siwa, seperti Piwakangsita
Siwa, Siwanirmala dan Siwaprajna.
Pada era Pemerintahan Raja Udayana, pengaruh
Hindu-Buddha terlihat sangat jelas karena Raja memiliki pembantu bernama
mpungku Sewasogata.
Goa Gajah merupakan peninggalan Kerajaan
Bedahulu yang diperkirakan dibangun di abad ke-11. Di dalam Goa Gajah terdapat
patung Dewa Ganesha yang merupakan dewa Hindu.
Masa berakhirnya kerajaan Bedahulu dimulai
saat Ekspedesi Gajah Mada datang ke Bali. Pada saat itu Raja yang memerintah
adalah Raja Astasura Ratna Bumi Banten yang dibantu oleh Patih Kebo Iwa.
Setelah Gajah Mada membunuh Patih Kebo Iwa,
penaklukan Majapahit di Bali berjalan mulus. Setelah ini mulailah cikal bakal
kerajaan Gelgel berdiri.
Namun tidak semua orang Bali menyerah dengan
pengaruh Majapahit. Ada beberapa kelompok masyarakat Bali yang masih memegang
teguh kepercayaan dan keyakinan yang ditinggalkan Kerajaan Bedahulu.
Masyarakat ini terisolasi di tempat-tempat
terpencil di Bali yang mengganggap diri mereka sebagai orang Bali asli
(Baliaga) yang tidak terpengaruh oleh Majapahit. Sampai saat ini masyarakat
tersebut masih ada di Desa Trunyan dan Desa Tenganan.
Goa Gajah merupakan salah satu peninggalan sejarag dari kerajaan
Bali pra-Majapahit. Di lokasi tersebut terdapat puing – puing peninggalan
kebudayaan Siwa-Budha. Di dalam gua terdapat patung dewa hindu yang berwujud
manuasia berkepala gajah, Dewa Ganesha. Dewa Ganesha merupakan anak dari Dewa
Siwa. Lalu di bagian bawah, di tepi sungai kecil; terdapat reruntuhan patung
Buddha. Menurut salah satu penjaga disana; sebelumnya patung Budha tersebut
dipahat di tebing di atas sungai. Namun setelah gempa (tidak disebutkan kapan
gempanya), pahatan tersebut runtuh dan jatuh ke sungai. Saat ini apabila
dilihat dari jalan setapak untuk wisatawan, sekilas runtuhan tersebut seperti
batu besar di tengah sungai. Namun jika
anda turun ke sungai dan sedikit bersusah payah masuk ke balik batu tersebut, anda
akan terkejut dengan apa yang akan anda lihat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar