08 Oktober 2008

Kerajaan pertama di Bali?

Sebagai orang Bali yang memeluk agama Hindu, dari dulu saya ada ketertarikan tentang awal masuknya Hindu ke Bali dan bagaimana kehidupan orang bali pada awal peradaban di pulau Bali.
  
Sebelumnya saya mengetahui bahwa kerajaan Gelgel-lah yang merupakan kerajaan pertama di Bali setelah ekspedisi Gajah Mada di Bali. Jadi keturunan Majapahit-lah yang mendirikan Kerajaan Gelgel.

Pada saat itu jugalah Hindu diperkenalkan ke masyarakat Bali oleh rsi-rsi yang datang dari Majapahit. Kalau menurut saya itu sebagian ada benar juga karena Majapahitl yang memperkenalkan agama Hindu seperti Hindu saat ini yang dijalankan oleh masyarakat Bali.

Namun setelah menggali lagi, ada beberapa fakta yang baru saya ketahui. Ternyata jauh sebelum adanya Kerajaan Gelgel dan ekspedisi Gajah Mada ke Bali, di Bali sudah berdiri suatu kerajaan sekitar abad ke-8.

Kerajaan Bedahulu atau Bedulu merupakan kerajaan kuno Bali yang ada dari abad ke-8 sampai akhir abad ke-13. Beribukota di Pejeng. Sri Wira Dalem Kesari Warmadewa merupakan Raja pertama Kerajaan Bedahulu.

Masih belum dipastikan pada awal berdirinya kerajaan ini pengaruh Hindu sudah masuk atau belum. Yang menonjol adalah kepercayaan terhadap nenek moyang yang melakukan pemujaan dipusatkan pada bangunan berundak-undak.

Era pemerintahan Raja Sri Wijaya Mahadewi yang merupakan Raja Bedahulu ke-7, diperkiraan Hindu mulai masuk karena pada masa itu muncul nama-nama biksu yang memiliki nama Siwa, seperti Piwakangsita Siwa, Siwanirmala dan Siwaprajna.
Pada era Pemerintahan Raja Udayana, pengaruh Hindu-Buddha terlihat sangat jelas karena Raja memiliki pembantu bernama mpungku Sewasogata.
Goa Gajah merupakan peninggalan Kerajaan Bedahulu yang diperkirakan dibangun di abad ke-11. Di dalam Goa Gajah terdapat patung Dewa Ganesha yang merupakan dewa Hindu.

Masa berakhirnya kerajaan Bedahulu dimulai saat Ekspedesi Gajah Mada datang ke Bali. Pada saat itu Raja yang memerintah adalah Raja Astasura Ratna Bumi Banten yang dibantu oleh Patih Kebo Iwa.

Setelah Gajah Mada membunuh Patih Kebo Iwa, penaklukan Majapahit di Bali berjalan mulus. Setelah ini mulailah cikal bakal kerajaan Gelgel berdiri.

Namun tidak semua orang Bali menyerah dengan pengaruh Majapahit. Ada beberapa kelompok masyarakat Bali yang masih memegang teguh kepercayaan dan keyakinan yang ditinggalkan Kerajaan Bedahulu.

Masyarakat ini terisolasi di tempat-tempat terpencil di Bali yang mengganggap diri mereka sebagai orang Bali asli (Baliaga) yang tidak terpengaruh oleh Majapahit. Sampai saat ini masyarakat tersebut masih ada di Desa Trunyan dan Desa Tenganan.


Goa Gajah merupakan salah satu peninggalan sejarag dari kerajaan Bali pra-Majapahit.  Di lokasi tersebut terdapat puing – puing peninggalan kebudayaan Siwa-Budha. Di dalam gua terdapat patung dewa hindu yang berwujud manuasia berkepala gajah, Dewa Ganesha. Dewa Ganesha merupakan anak dari Dewa Siwa. Lalu di bagian bawah, di tepi sungai kecil; terdapat reruntuhan patung Buddha. Menurut salah satu penjaga disana; sebelumnya patung Budha tersebut dipahat di tebing di atas sungai. Namun setelah gempa (tidak disebutkan kapan gempanya), pahatan tersebut runtuh dan jatuh ke sungai. Saat ini apabila dilihat dari jalan setapak untuk wisatawan, sekilas runtuhan tersebut seperti batu besar di  tengah sungai. Namun jika anda turun ke sungai dan sedikit bersusah payah masuk ke balik batu tersebut, anda akan terkejut dengan apa yang akan anda lihat.


Tidak ada komentar: