Pada tahun 1575, pewaris Takeda Shigen, Takeda Katsuyori menyerang istana Nagashino. Istana tersebut merupakan kediaman menantu Ieyasu, Okudaira Nobumasa. Serangan yang dilancarkan dengan 15.000 tentara itu bermotifkan balas dendam yang ditujukan kepada Ieyasu. Ieyasu lalu meminta bantuan Nobunaga dan dijawab dengan pengerahan 30.000 tentara Oda. Ditambah 5.000 tentara Ieyasu, pasukan Takeda Katsuyori mengalami kekalahan total dimana lebih dari 10.000 tentara tewas dalam peperangan tersebut. Kemenangan ini selain karena jumlah yang jauh lebih banyak dari tentara Takeda Katsuyori, strategi pasukan penembak Oda yang jitu dan juga kegigihan tentara Nobumasa dalam mempertahankan serangan 15.000 tentara Katsutori sebelum bantuan Nobunaga dan Ieyasu datang.
Pada tahun yang sama Oda Nobunaga menunjuk Shibata Katsuie sebagai Panglima Pasukan Gabungan untuk menyerang pasukan Ikko Ikki yang merupakan bentukan setelah kehancuran klan Asakura. Serangan pasukan ke Echizen membantai puluhan ribu orang tanpa pandang usia dan jenis kelamin. Para bawahan Nobunaga menggambarkan peristiwa tersebut dengan gambaran tanah lapang yang luas tanpa satu pun tempat kosong yang tak terdapat mayat. Dan ribuan tawanan, disalib, direbus dan dibakar hidup-hidup.
Pada tahun 1576, Nobunaga membangun istana Azuchi di tepi danau Biwa Provinsi Omi. Istana itu nantinya dijadikan sebagai pusat pemerintahan Nobunaga dalam mempersatukan Jepang. Istana selesai diperkiraan tahun 1579 dan merupakan istana termegah di Jepang dan bahkan seorang misionaris dari Eropa berkata tak ada istana di eropa yang semegah istana Azuchi.
Pembangunan juga mengalami hambatan diantaranya penyerangan kuil Ishiyama Honganji yang hampir gagal, pertempuran laut pertama Nobunaga yang mengalami kekalahan di muara sungai Kizu. Pertempuran laut itu disebabkan karena serangan angkatan laut Mori terhadap perahu-perahu Nobunaga yang membawa perbekalan untuk menyuplai perbekalan untuk tentara yang menyerang Kuil Ishiyama. Kekalahan itu menyebabkan pasukan Nobunaga harus menarik diri untuk sementara. Nobunaga lalu memerintahkan Kuki Yoshitaka untuk membangun perahu-perahu yang terbuat dari plat besi sehingga tahan terbakar. Pertempuran laut kedua kembali terjadi dan pasukan Nobunaga mengalami kemenangan gemilang yang diikuti oleh kemenangan melawan kuil Ishiyama.
Keberhasilan Nobunaga dalam usahanya mempersatukan tidak lepas dari para panglima perangnya. Mereka itu adalah Shibata Katsuie,Oda Nobutada, Akechi Mitsuhide, Hashiba Hideyoshi, Niwa Nagahide dan Sakuma Nobumori. Pada tahun 1579, Hashiba Hideyoshi menaklukkan Ukita Naoie dan provinsi Bizen, pasukan Hatano Hideharu dari Tanba dipaksa menyerah oleh Akechi Mitsuhide. Hatano langsung dihukum mati oleh Nobunaga walau sebelumnya sudah menyerah atas bujukan dari Hideyoshi. Tindakan Nobunaga ini secara tidak langsung menyebabkan terbunuhnya ibunda Akechi Mitsuhide yang sebelumnya dijadikan tawanan pasukan Hatano Hideharu. Kejadian ini merupakan awal mula rasa dendan dan kebencian Akechi Mitsuhide kepada Nobunaga.
Sementara itu, putra Nobunaga Kitabatake Nabuo (Oda Nabuo) yang ditugaskan memimpin provinsi Ise melakukan serangan ke provinsi Iga tanpa sepengetahuan Nobunaga. Serangan tersebut ternyata mengalami kegagalan dan akhirnya diketahui oleh Nobunaga. Setelah memarahi putra keduanya secara habis-habisan, Nobunga lalu menyatakan pejuang lokal di provinsi Iga sebagai musuh klan Oda. Pada tahun yang sama pula, pasukan Oda Nobunaga yang dipimpim oleh Besso Nagahara dan Araki Murashige memadamkan pemberontakkan di Kinai. Dengan alasan yang masih belum diketahui, Nobunaga memerintahkan istri Tokugawa Ieyasu untuk melakukkan seppuku. Tindakan ini menimbulkan pro dan kontra dikalangan pengikut Tokugawa. Namun akhirnya Ieyasu merelakan istrinya untuk melakukan seppuku.
Pada tahun 1580, berhasil didamaikan dengan pihak kuil Ishiyama Honganji dengan campur tangan Kaisar Ogimachi. Kuil Ishiyama lalu dipindahkan ke Osaka. Pada tahun yang sama, tanpa sebab yang masih belum diketahui; Nobunaga mengusir pengikutnya, diantaranya: Sakuma Nobumori, Hayashi Hidesada, Ando Morinari, Niwa Ujikatsu. Pada tahun 1581, Nobunaga memimpin 60.000 pasukan untuk menyerang Ise dengan motif membalas kekalahan yang pernah dialami oleh putra keduanya. Pembunuhan massal pun terjadi yang tidak memandang wanita dan anak-anak yang disangka sebagai ninja. Lebih dari 10.000 orang dikabarkan tewas dan provinsi Iga menjadi tanpa penghuni dan harta benda penduduknya juga hilang.
Pada Maret 1582, pasukan Oda Nobutada menyerang wilayah Takeda dan secara berturut-turut menaklukkan provinsi Shinano dan Suruga. Takeda Katsuyori sebagai pemimpin klan harus melarikan diri sampai ke gunung Tenmoku di provinsi Kai dan dipaksa melakukan seppuku/bunuh diri. Kematian Katsuyori menandai berakhirnya klan Takeda. Namun Nobunaga belum puas sampai sana dan memerintahkan memusnahkan semua keturunan Kateda dan juga pembantu-pembantunya yang dianggap mungkin nantinya akan menuntu balas akan kehancuran klan Takeda. Keputusan ini sangat ditentang keras oleh Tokugawa Ieyasu dan beberapa menteri klan Oda. Secara sembunyi-sembunyi Ieyasu menyembunyikan beberapa orang dari klan Takeda.
Pada tanggal 15 Mei 1582, Tokugawa Ieyasu mengunjungi istana Azuchi dalam rangka ingin mengucapkan terima kasih atas kepercayaan Nobunaga dengan memberi wilayah Suruga kepada Tokugawa. Nobunaga menugaskan Akechi Mitsuhide sebagai tuan rumah dalam penyambutan rombongan Tokugawa Ieyasu. Ditengah kunjungan Ieyasu, Nobunaga menerima utusan yang dikirim oleh Hashiba Hideyoshi yang menyampaikan permohonannya untuk meminta bantuan pasukan. Saat itu Hideyoshi berusaha merebut istana Takamatsu di Bitchu, dan mengalami kesulitan dalam menghadapi pasukan Mori yang jauh lebih banyak. Nobunaga menanggapi permintaan itu dengan mengirim Mitsuhide bersama pasukan bantuan dimana sebelumnya dibebastugaskan sebagai tuan rumah dalam penyembutan Tokugawa Ieyasu. Namun sebenarnya Akechi Mitsuhide merasa bahwa Nobunaga kecewa dengan pekerjaannya sebagai tuan rumah, maka dari itu memgirimnya untuk membantu Hideyoshi.
Pada tanggal 29 Mei 1582, Nobunaga berangkat ke Kyoto dalam rangka untuk mempersiapan pasukan untuk menyerang pasukan Mori. Dalam perjalanan, Nobunaga menginap di kuil Honnoji di Kyoto. Akechi Mitsuhide yang sebelumnya berangkat dengan pasukan bala bantuan untuk Hideyoshi berbalik arah dan menyerang kuil Honnoji. Serangan tersebut memaksa Oda Nobunaga untuk melakukan seppuku/bunuh diri pada tanggal 2 Juni 1582. Banyak yang mengganggap serangan ini bermotif dendam lama dari tindakan Nobunaga terdahulu yang menyebabkan ibunda Mitsuhide tewas dibunuh pada saat ditawan musuh. Peristiwa ini dikenal dengan insiden Honnoji.
Mengetahui hal menarik dalam sejarah sebagai hobi, pemuas rasa ingin tahu dan pembelajaran hidup.
10 November 2008
20 Oktober 2008
Perang Salib III
Perang salib III (1187-1192) diakibatkan karena tanah suci Yerusalem akhirnya jatuh ke tangan pemerintahan Muslim, tepatnya oleh Sultan Saladin pemimpin Kesultanan Mesir. Pada Perang Salib II, Tentara Koalisi Salib dari kerajaan-kerajaan di Eropa tidak mampu mempertahankan tanah suci dari invasi kesultanan mesir. Kekalahan tersebut sangat mengejutkan bagi kerajaan-kerajaan di Eropa terutama yang sangat terpukul adalah Paus Gregory VIII sehingga ia mendeklarasikan untuk melakukan Perang Salib III. Perang Salib III sering disebut-sebut sebagai Perang Salib para Raja karena raja-raja yang terlibat dalam Perang Salib III termasuk dari raja-raja terkuat di Eropa, seperti Raja Richard I dari Inggris yang lebih dikenal sebagai "Richard si Hati Macan", Raja Philip II dari Perancis dan Raja Frederick dari Kekaisaran Suci Romawi.
Pada tahun 1187, Sultan Saladin merebut tanah suci Yerusalem dan lalu memenangkan Perang di Hattin. Setelah merebut tanah suci, Saladin sama sekali tidak menyentuh warga sipil dan juga gereja dan tempat suci kristen, pemerintahan Muslim hanya sebagai pengawas dan yang menjalankan pemerintahan saja du Yerusalem. Saladin berpikir dia bisa memperoleh pajak dari keberadaan tempat-tempat itu. Sultan Saladin di masanya diingat dan dihormati oleh orang-orang Eropa dan juga Arab atas sifatnya yang selalu berpegang teguh pada janjinya dan juga sebagai pribadi yang setia.
Catatan untuk perang salib ini tidaklah terlalu banyak. Diceritakan bahwa aliansi 3 kerajaan tersebut tidaklah terlalu solid. Frederick pada tahun 1190 manarik pasukannya ke Cicilia dan meninggalkan aliansi Inggris dan Perancis yang sebenarnya masih bermusuhan. Pada tahun 1191, Richard mampu menguasai Cyprus dan merebutnya dari tangan Byzantium sebelum dia tiba di tanah suci. Pada sampai di pelabuhan kota Acre, Richard berjanji tidak akan melukai warga dan tentara kota Acre jika mau langsung menyerah. Namun sayang, Richard ingkar janji dan kembali tanah suci dibanjiri darah oleh pembantaian yang dilakukan oleh tentara Richard terhadap kota Acre yang sudah menyerah. Menurutnya, janji yang diberikan kepada orang yang non kristen bukanlah sebuah janji.
Pada tahun 1911, Raja Philip meninggalkan misinya ke tanah suci dan kembali ke Eropa. Menurut catatan sejarah, Philip sebenarnya kembali ke Perancis untuk menyusun kekuatan untuk menyerang Inggris yang telah ditinggalkan oleh pimpinan mereka, Richard I untuk merebut tanah suci. Tentara Salib yang dipimpin Richard bergerak ke selatan di sepanjang pesisir Laut Tengah (Mediterania). Mereka mengalahkan tentara muslim di dekat Asruf, merebut kembali kota pelabuhan Jaffa, dan mulai mendekati Yerusalem. Namun Richard tidak yakin bisa mempertahankan Yerusalem jika nanti dia bisa merebutnya dari Saladin. Tahun berikutnya Richard akhirnya meninggalkan misinya setelah melakukan negosiasi gencatan senjata dengan Saladin. Perjanjian tersebut memperbolehkan orang-orang kristen tak bersenjata memasuki Yerusalem untuk beribadah.
Dalam perjalanan, perahu pasukan Richard mengalami kerusakan dan terpaksa berlabuh di Austria. Duke Leopold yang memimpin Austria saat itu adalah musuh Richard sehingga Richard langsung ditangkap dan lalu menyerahkannya kepada Kaisar Henry VI. Pada tahun 1197, Henry VI mangkat akibat penyakit malaria. Richard juga akhirnya meninggal di medan perang di Eropa dan tidak pernah menginjakkan kakinya di Yerusalem.
Dalam perjalanan, perahu pasukan Richard mengalami kerusakan dan terpaksa berlabuh di Austria. Duke Leopold yang memimpin Austria saat itu adalah musuh Richard sehingga Richard langsung ditangkap dan lalu menyerahkannya kepada Kaisar Henry VI. Pada tahun 1197, Henry VI mangkat akibat penyakit malaria. Richard juga akhirnya meninggal di medan perang di Eropa dan tidak pernah menginjakkan kakinya di Yerusalem.
Label:
perang salib,
raja richard,
saladin,
yerusalem
Kota Terlarang

Zijin Cheng atau yang lebih dikenal dengan nama kota terlarang adalah sebuah istana kekaisaran yang dibangun pada pertengahan dinasti Ming sampai terakhir ditinggalkan oleh dinasti terakhir China, Dinasti Qing. Terletak di distrik Dongcheng, ditengah kota Beijing Cina. Selama hampir 500 tahun istana ini menjadi tempat tinggal kaisar dan sanak soudaranya, sebagai pusat pemerintahan dan politik dan sebagai pusat penyelenggaraan upacara ritual dinasti yang berkuasa. Dibangun dimulai pada tahun 1406 sampai 1420 dimana terdiri dari 980 gedung yang masih tersisa, terdiri dari 8.707 kamar yang berdiri di tanah seluas 720.000 meter persegi.
Nama Zijin Cheng terdiri dari kata "Zi" yang artinya ungu yang bermakna bintang utara (ZiWei) dimana dalam astrologi cina kuno merupakan tempat tinggal Kaisar Langit beserta keluarganya. Maka istana kota terlarang merupakan tempat tinggal Kaisar Bumi yang memerintah Bumi. "Jin" berarti "terlarang" yang bermakna tidak ada seorangpun bisa memasuki dan keluar istana tanpa seijin kaisar. "Cheng" berarti kota yang memiliki tembok. Saat ini istana kota terlarang lebih dikenal dengan nama "Gugong" oleh orang cina yang artinya "bekas istana". Saat ini istana kota terlarang dimanfaatkan sebagai museum dan oleh UNESCO diberi gelar "situs warisan dunia" pada tahun 1987.

Dinasti Ming menempati istana kota terlarang dari tahun 1420 sampai 1644. Pada April 1644, pemberontakan yang dipimpin Li Zicheng mampu menggulingkan Dinasti Ming dan mendeklarasikan dirinya sebagai kaisar pertama dari Dinasti Sung. Namun tak lama kemuadian, Zicheng melarikan diri dari istana sebelum tentara koalisi sisa tentara Ming dengan tentara Manchu menyerang istana. Di bulan Oktober, seluruh cina bagian utara sudah dikuasai oleh bangsa Manchu. Bangsa Mancu akhirnya menguasai tahta kaisar cina dimana Kaisar Shunzhi diangkat sebagai kaisar cina dan menamakan kekaisarannya sebagai Dinasti Qing. Dinasti ini merupakan dinasti pertama di Cina yang bukan merupakan dari bangsa cina, namun dari bangsa asing di sebelah utara cina (mongol).
Pada tahun 1860 era Perang Opium kedua, Persekutuan Perancis menduduki istana terlarang sampai perang berakhir. Pada tahun 1900, istri Kaisar bernama Dowager Cixi melarikan dari istana terlarang karena istana diserang oleh pemberontak Boxer. Pemberontak menduduki istana terlarang sampai tahun berikutnya. Setelah menjadi istana dari 24 kaisar Ming dan 10 kaisar Qing, istana terlarang akhirnya jatuh ke tangan pemerintah Republik Cina pada tahun 1912 dimana kaisar terakhir yang menempati istana terlarang adalah Kaisar Puyi. Gaya hidup Puyi yang boros membuat barang-barang perabotan dari dalam istana dijual dan juga banyak barang-barang yang dicuri oleh orang-orang dalam istana. Istana bagian dalam masih ditempati oleh Kaisar Puyi namun istana bagian luar digunakan oleh pusat pemerintahan oleh Pemerintah Republik Cina, sampai akhirnya kaisar terbunuh oleh pemberontakan di tahun 1924. Setelahnya, istana lalu dijadikan sebagai museum istana oleh pemerintahan republik.
Pada tahun 1933 merupakan era pendudukan tentara jepang di cina. Harta peninggalan istana terlarang lalu dievakuasi ke bagian barat cina untuk menghindari penjarahan dari tentara jepang. Namun beberapa dibawa menuju Taiwan oleh Chiang Kai Shek, yang merupakan pemimpin partai Kuomintang. Partai ini didirikan Song Jiaoren dan Sun Yatsen. Partai ini yang berasaskan demokrasi memimpin republik cina dari 1928 sampai 1949 setelah kalah dalam "Perang Sipil Cina" dari Partai Komunis Cina. Kekalahan ini memaksa orang-orang yang beridealisme demokrasi harus "mengungsi" ke Taiwan dan akhirnya menjadi cikal bakal politik demokrasi di Taiwan.
Label:
beijing,
istana kaisar cina,
kota terlarang,
manchu
Oda Nabunaga, raja iblis yang ambisius?

Nobunaga dari klan Oda cukup saya kenal dari cerita-cerita komik yang saya baca sampai latar belakang anime-anime yang sudah saya tonton. Namun sosok Oda Nobunaga menjadi lebih jelas dan manarik minat saya setelah membaca novel. Novel yang tebalnya ribuan halaman ini menceritakan 3 orang tokoh sentral; yaitu Oda Nobunaga, Tokugawa Ieyasu dan Hideyoshi (nantinya menjadi Toyotomi no Hideyoshi). Cerita dimulai pada saat Nobunaga baru saja mewarisi kursi pimpinan klan Oda dari ayahnya Nobuhide yang baru mangkat. Nobunaga digambarkan sebagai sosok pemuda yang pemarah, beringas, bodoh dan suka berburu, namun sesungguhnya itu adalah kedoknya agar sosok sebenarnya tidak "dibaca" oleh lawan-lawan dari klan tetangga bahkan bawahannya dan rakyatnya membencinya karena sikapnya itu. Namun sedikit demi sedikit dia menunjukkan prestasinya dan mulai menguasai provinsi-provinsi tetangganya. Dalam mencapai ambisinya itu, dia dibantu oleh pembantu-pembantunya yang dikemudian hari menjadi tokoh-tokoh yang memiliki popularitas yang melebihi popularitas Nobunaga sendiri. Hideyoshi yang seorang anak petani miskin yang meniti karier dari seorang pembawa sandal Nobunaga menjadi seorang jendral kesayangan Nobunaga. Lalu akhirnya menjadi seorang yang berkedudukan setara Shogun yang mampu menyatukan seluruh daratan Jepang sehingga diberi gelar Toyotomi no Hideyoshi oleh kaisar Jepang. Seorang pembantunya yang menjadi sangat terkenal adalah Tokugawa Ieyasu. Putra seorang pimpinan klan kecil yang harus dijadikan sandera klan Imagawa yang membawahi klan Tokugawa. Setelah Suruga yang dipimpin klan Imagawa mampu dijatuhkan oleh Nobunaga, Ieyasu lalu mengabdi pada Nobunaga. Karier puncaknya adalah menjadi seorang Shogun pertama dari klan Tokugawa.
Dilahirkan sebagai putra ke-3 dari Oda Nobuhide, pemimpin Provinsi Owari pada tahun 1534. Oda Nobuhide merupakan seorang daimyo (pemimpin provinsi/tuan tanah) di provinsi Owari. Nobunaga adalah anak sah dari istri sah Nobuhide bernama Dota Gozen sehingga menempatkan Nobunaga sebagai pewaris sah. Nobunaga diangkat sebagai penguasa istana Nagoya saat baru berumur 2 tahun. Ketertarikan terhadap senjata api sudah ditunjukkan olehnya sejak kecil. Pada masa itu senjata-senjata api sudah berdatangan ke negeri jepang dari negeri barat melalui pelabuhan Tanegasima. Sejak kecil Nobunaga sudah menunjukkan kecerdasannya yang pada masa itu masih dianggap aneh dan terkesan bodoh sehingga dia dijuluki "si bodoh dari owari". Pada umur 13 tahun, dimana pada saat itu putra-putra jepang merayakan upacara menjadi dewasa Nobunaga mendapat sebutan Oda Kazusanosuke. Lalu dia mewarisi klan Oda setelah ayahnya mangkat. Nobunaga lalu mulai memimpin pasukannya untuk berperang melawan klan Saito dari Mino yang dipimpin oleh Saito Dozan pada tahun 1548. Seorang sahabat masa kecil Nobunaga yang bernama Matsudaira Takechiyo (lalu dikenal dengan nama Tokugawa Ieyasu) disandera sejak remaja oleh klan Saito. Peperangan dengan klan Saito akhirnya berakhir damai dan dikukuhkan dengan pernikahan Oda Nobunaga dengan putri Saito Dozan, Nohime. Perjanjian damai kedua klan sebelumnya dilakukan di kuil Sotoku di gunung Koya. Disini disebutkan bahwa kecerdasan Nobunaga dalam memimpin dan diplomasi ditunjukkan. Pertemuan tersebut merontokkan anggapan "si bodoh dari Owari" dari musuh-musuh dan juga pengikutnya. Pada tahun 1553 Hirate Masahide seorang sesepuh klan Oda dan juga wali Nobunaga setelah ayahnya Nobuhide meninggal, melakukan seppuku sebagai bentuk protes terhadap tindakan Nobunaga. Kematian walinya itu memberi pukulan hebat buatnya sehingga sebagai bentuk penyesalannya, Nobunaga mendirikan sebuah kuil yang bernama kuil Masahide.
Pada tahun 1556 mertua Nobunaga, Saito Dozan terbunuh oleh pewaris klan Saito sendiri yang bernama Saito Yoshitatsu. Di dalam keluarga Oda sendiri terjadi pergolokan dalam memperebutkan posisi pewaris klan. Adik Nobunaga, Oda Nobuyiki merencanakan pemberontakan yang dibantu oleh Hayasi Hidesada dan Hayasi Michitomo. Pertempuran akhirnya pecah dan dikenal dengan peetempuran Ino. Akhirnya Nobuyuki terdesak dan terkurung di istana Suemori. Sang ibu Dota Gozen menjadi penengah antara kedua putranya yang sedang berseteru dan akhirnya Nobuyuki mendapat pengampunan Nobunaga. Namun Nobuyuki belum juga kapok dan merencanakan pemberontakannya yang kedua. Akibatnya Nobunaga terpaksa membunuh adiknya sendiri dengan menggunakan taktik berpura-pura sakit dan menjebaknya di istana Kiyosu. Nobunaga membawahi seorang ninja yang bernama Shibata Katsuie yang secara rahasia memberi informasi rencana pemberontakan adiknya itu. Lalu Nobunaga mulai mengalahkan batu sandungannya dalam menguasai provinsi Owari secara keseluruhan. Oda Nobutomo pemimpin keluarga Oda Yamato no Kami yang menjabat shugodai untuk distrik Shimoyon berhasil disingkirkan. Oda Nobukiyo penguasa istana Inuyama, Oda Nobuyasu penguasa disktrik Simoyon yang merupakan garis keturunan utama dari klan Oda dikalahkannya pada pertempukan Ukino. Akhirnya adalah menyingkirkan klan Shiba dan keluarga Oda Kiyosu memberi Oda Nobunaga kekuasaan penuh terhadap Provinsi Owari.
Pada tahun 1560, pemimpin wilayah Suruga yang bernama Imagawa Yoshimoto memimpin 20.000 sampai 40.000 orang tentara untuk menyerang Owari. Benteng-benteng pertahanan Owari di perbatasan dengan Suruga beberapa sudah jatuh ke tangan pasukan Imagawa Yoshimoto. Peperangan tidak seimbang pun terjadi dan membuat panik pengikut Oda Nobunaga, namun Nobunaga tetap tenang seperti biasa. Pada suatu tengah malam, Nobunaga bangun dari tidur meminta pembantunya menyiapkan sarapan lalu meminta pembantunya untuk memainkan alat musik untuk mengiringinya menari tarian Kowaka-mai dan bernyanyi lagu Atsumori. Setelah selesai Nobunaga minta pembantunya menyiapkan baju tempur, kuda dan memanggil panglima-panglima perangnya. Saat subuh masih gelap, Nobunaga memicu kudanya beserta 2.000 orang tentaranya. Sebelum pergi berperang, Nobunaga berdoa di kuil Atsuta-jingu. Lalu pasukan Nobunaga bergerak menuju camp pasukan Imagawa dimana pada saat itu pasukan Imagawa sedang mabuk-mabukan untuk merayakan kemenangan. Serangan fajar tersebut mengejukan pasukan Imagawa dan akhirnya bawahan Nobunaga berhasil membunuh Imagawa Yoshimoto. Kematian pimpinan mereka membuat pasukan Imagawa patah arang dan kembali ke Suruga dengan kekalahan besar. Pertempuran itu terkenal dengan nama Pertempuran Akehazama. Peristiwa itu memberi harum nama Oda Nobunaga yang pada saat itu masih berumur 26 tahun pada saat itu. Kekalahan itu menyebabkan kekuasaan klan Imagawa terhadap klan Matsudaira melemah. Kesempatan itu diambil Nobunaga untuk menggandeng klan Matsudaira melalui perjanjian Persekutuan Kiyosu yang bertujuan untuk menghancurkan klan Imagawa. Perjanjian itu akhirnya mempertemukan Oda Nobunaga kembali dengan sahabat masa kecilnya Matsudaira Motoyasu (nanti dikenal dengan Tokugawa Ieyasu).
Ambisi Nobunaga tidak berhenti disana. Provinsi tetanggan Mino yang dikuasai oleh Saito Tatsuoki. Tahun 1564, Nobunaga bersekutu dengan Azai Nagamasa dari Omi utara guna menjepit posisi klan Saito. Untuk mengukuhkan persetujuan tersebut, adik Nobunaga Oichi dinikahkan dengan Azai Nagamasa. Pada tahun 1566, Nobunaga memerintahkan Kinoshita Tokichiro (Hashiba Hideyoshi, nantinya menjadi Toyotomi no Hideyoshi) untuk membangun istana Sunomata di tepi sungau perbatasan Mino dengan Owari sebagai batu loncatan dalam penyerangan nantinya. Berkat bantuan klan Takenaka, Tiga Serangkai dari Mino bagian barat (klan Inaba, klan Ujiie dan klan Ando),klan Hachisuka, klan Maeno dan klan Kanamori; Nobunaga mampu mengalahkan klan Saito. Pada usia 33 tahun, Nobunaga telah menjadi Daimyo dari 2 propinsi. Penaklukan Mino merupakan langkah awalnya untuk menaklukkan seluruh Jepang. Pusat pemerintahannya dipindahkan ke Gifu.
Pada era tersebut keshogunan hanya merupakan boneka dari klan yang berkuasa. Saat itu klan Miyosi yang merupakan bawahan klan Hosokawa yang sudah secara turun temurun menjabat kanrei di wilayah Kinai. Shogun yang berkuasa saat itu adalah Ashikaga Yoshiteru berselisih dengan klan Miyosi sehingga menyebabkan terbunuhnya shogun oleh Tiga Serangkai Miyosi dan Matsunaga Hisahide. Adik Ashikaga Yoshiteru, yaitu Ashikaga Yoshiaki juga menjadi incaran klan Miyosi. Yoshiaki lalu pergi ke untuk mencari perlindungan ke provinsi Echizen yang dikuasai oleh Asakura Yoshikage pemimpin klan Asakura. Namun permohonan itu ditanggapi dingin oleh Asakura Yoshikage. Yoshiaki lalu beralih ke penguasa Owari dan Mino, Oda Nobunaga untuk mencari perlindungan. Permohonan ini menarik minat Nobunaga karena ini bisa dimanfaatkannya untuk alasan menguasai Kyoto, ibu kota pemerintahan Jepang pada saat itu. Nobunaga mengakui Ashikaga Yoshiaki sebagai Shogun ke-15 dan akan mengawalnya kembali ke Kyoto. Dalam perjalanan, rombongan Nobunaga harus terhenti di provinsi Omi yang dikuasai oleh klan Rokkaku yang dipimpin oleh Rokkaku Yoshikata. Namun akhirnya bisa ditaklukkan Nobunaga. Penguasa Kyoto saat itu Miyosi Yositsugu dan Matsunaga Hisahide mampu juga dikalahkan Nobunaga sehingga memuluskan jalannya untuk menguasai ibu kota. Keshogunan yang baru berdiri namun itu hanya gelar karena kekuasaan Shogun dijalankan oleh Oda Nobunaga. Ternyata dibelakang Nobunaga Shogun Yoshiaki membentuk aliansi dengan Daimyo-Daimyo anti Nobunaga.
Nobunaga lalu mulai menguasai provinsi-provinsi pada tahun 1567. Mulai dengan kota Sakai yang awalnya diminta tunduk dengan "sogokan" 20.000 kan, namun ditentang oleh para pedagang Sakai yang didukung oleh tiga serangkai Miyosi. Akhirnya kota Sakai tunduk juga setelah diserang oleh Pasukan Nobunaga pada tahun 1569. Nobunaga lalu menaklukkan provinsi Ise dengan bantuan kedua putranya yang dinikahkan dengan putri-putri dari klan yang berpengaruh di Ise. Klan itu adalah klan Kambe dan klan Kitabatake.
Pada tahun 1570, pasukan gabungan Oda Nobunaga dan Tokugawa Ieyasu bergerah untuk menaklukkan provinsi Echizen pimpinan Asakura Yoshikage. Setelah beberapa istana Asakura ditaklukkan, pasukan gabungan tersebut mengalami serangan mendadak saat menuju Kanegasaki. Pasukan Oda-Tokugawa dijepit oleh pasaukan Asakura di depan dan pasukan Azai Nagamasa di bagian belakang. Azai Nagamasa adalah sekutu Nobunaga dulunya saat bertempur untuk merebut Mino, yang juga merupakan adik ipar Nobunaga. Berkat kecerdikan Kinoshita Hideyoshi, Nobunaga berhasil lolos dan peristiwa tersebut terkenal dengan sebutan Jalan Lolos Kanegasaki. Sementara itu koalisi Shogun Yoshiaki dengan para penentang Nobunaga semakin kuat yang terdiri dari Takeda Shigen, Asakura Yoshikage, Azai Nagamasa, Tiga Serangkai Miyosi, dan kekuatan bersenjata gabungan kuil Biddha dan Sinto seperti Ishiyama Honganji dan Enryakuji. Miyosi Yoshitsugu dan Matsunaga Hisahide juga diajak bergabung. Tokugawa Ieyasu dikirim untuk menaklukkan pasukan koalisi Azai-Asakura. Walau akhirnya dimenangkan oleh Ieyasu, namun kerugian yang dialami begitu besar. Pertempuran berikutnya, Pasukan Nobunaga mengalami kekalahan yang pahit melawan pasukan gabungan kuil Enryakuji-Azai-Asakura. Pada tahun 1571, Oda Nobunaga mengambil keputusan yang banyak ditentang oleh pengikutnya termasuk Tokugawa Ieyasu. Keputusan itu adalah membumihanguskan kuil Enryakuji dan membunuh semua penghuninya tidak peduli wanita dan anak-anak. Kejadian itu membuat Nobunaga mendapat kecaman terutama dari lawan-lawannya yang mengatakannya sebagai Seorang Iblis yang menghancurkan ajaran Budha di Jepang. Kuil Enryakuji merupakan kuil Budha pertama di jepang yang didirikan oleh pendeta asal cina.
(Berlanjut ke Posting berikutnya)
Label:
hideyoshi,
oda nobunaga,
owari,
tokugawa ieyasu
14 Oktober 2008
Perang Salib II, lanjutan
Perang Salib II (1145-1149 AD)

Ekspedisi yang pertama adalah menuju ke Asia Kecil untuk merebut wilayah-wilayah sekitar tanah suci yang dikuasai oleh kaum muslim.
Ekspedisi yang kedua memiliki misi untuk meng-kristen-kan kaum pagan bangsa Slavia yaitu Denmark, Sachsen dan Polandia di Eropa.
Perang Salib II merupakan kekalahan total bagi kerajaan-kerajaan kristen yang merupakan Tentara Salib. Kekalahan ini jika dilihat lebih detail lebih diakibatkan karena kurang solidnya antar kerajaan-kerajaan kristen dan yang paling memperparah kekalahan adalah adanya intrik-intrik yang dilakukan kerajaan kristen di Asia Kecil yang melakukan kerjasama dengan pihak Kesultanan muslim atas dasar kesamaan kepentingan untuk memperoleh daerah kekuasaan.
Kampanye awal Perang Salib yang memiliki misi mempersatukan eropa yang memiliki musuh yang sama untuk merebut tanah suci, dibelokkan menjadi suatu peperangan pertumpahan darah yang sia-sia untuk memperebutkan wilayah kekuasaan.
Sebelum mengulas lebih jauh tentang Perang Salib II, ada baiknya saya ulas dulu apa yang melatar belakangi Perang Salib II dan bagaimana suasana kerajaan-kerajaan di Eropa dan Asia Kecil pada masa itu.
Setelah keberhasilan Perang Salib I, berdiri 3 kerajaan di timur yang bertujuan untuk mempertahankan wilayah-wilayah yang sudah direbut pada Perang Salib I.
Kerajaan itu adalah Kerajaan Yerusalem, Kerajaan Antiokhia dan Caunty Eddesa. Lalu 1 kerajaan lagi didirikan pada tahun 1109, yaitu County Tripoli.
Di antara keempat kerajaan tersebut, Eddesa merupakan yang terlemah. Berkali-kali harus mengalami serangan dari kerajaan muslim yang dikuasai oleh Ortoqid, Danishmend dan Seljuk.
Pimpinan Eddesa, Baldwin II dan Joscelin sampai tertangkap dua kali dan akhirnya Joscelin terbunuh pada pertempuran di tahuan 1131.
Penerusnya adalah Joscelin II dipaksa untuk menjalin kerjasama dengan Byztanium, namun persekutuan tidak lama karena pemimpin Byztanium, John II Comnenus meninggal dan juga diikuti oleh raja Yerusalem, Fulk dari Anjou pada tahun 1143.
Joscelin II juga sedang bertikai dengan Raja Tripoli dan Pangeran Antiokhia, sehingga semakin melemahkan posisi Eddesa.
Pada tahun 1128, Aleppo direbut oleh Zengi, Atabeg dari Mosul. Aleppo merupakan kunci kekuatan di Suriah.
Zengi lalu mengalihkan perhatiannya untuk menguasai Damaskus yang dikuasai oleh Dinasti Burid.
Untuk menghalau kepungan pasukan Zengi, Dinasti Burid melakukan kerjasama dengan Fulk pada tahun 1139 dan 1140.
Pada tahun 1143, Zengi memanfaatkan momen kematian Fulk untuk menyerang Eddesa dan membutuhkankan waktu sebulan untuk menguasai kota tersebut.
Pada akhir tahun 1144, Joscelin II bekerja sama dengan Ortoqid untuk kembali merebut Eddesa. Walau dengan bantuan Manasses dari Hierges dan Philip dari Milly, Eddesa tidak bisa direbut dari Zengi.
Namun pada tahun 1146 terbunuh oleh budaknya sendiri dan lalu diganti oleh anaknya, Nurrudin. Kematian Zengi tidak bisa membuat Joscelin II merebut kembali Eddesa.
Jatuhnya Eddesa ketangan pejuang Muslim akhirnya terdengar juga sampai ke eropa. Paus Eugenius III yang menerima laporan dari Uskup Hugh dari Jabala tentang keadaan itu langsung memerintahkan untuk melaksanakan Perang Salib II.
Paus Eugenius III lalu memerintahkan Uskup Bernard dari Clairvaux untuk melakukan khotbah untuk memperoleh dukungan untuk perang Salib II. Sambutan yang besar diperoleh dari Raja Perancis, Louis VII dan Raja Jerman, Conrad III.
Kedua kekuatan militer dari dua kerajaan besar di eropa ini yang nantinya memimpin ekspedisi ke selatan untuk merebut kembali wilayah-wilayah yang sudah direbut oleh para pejuang Muslim.
Jerman ternyata tidak sepenuhnya mendukung ekspedisi ke Asia Kecil. Hanya Jerman Selatan yang dengan antusias berangkat sebagai peserta pasukan salib, Jerman bagian utara tidak ada ketertarikan untuk terlibat dengan ekspedisi tersebut karena lebih tertarik untuk menyerang bangsa Slavia yang beragama Pagan.
Perang Salib Wend, itulah yang dikenal untuk peperangan melawan kaum pagan eropa yang dipimpin oleh Henry si Singa. Pembantaian terjadi dan akhirnya bangsa Slavia menyerah dan setuju untuk membaptis Garnisium Gobin.
Menurut Uskup Bernard, tujuan Perang Salib Wend ini adalah mengubah bangsa Slavia yang pagan agar memeluk Kristen. Namun tentara salib gagal untuk melakukan misi tersebut karena setelah Tentara Kristen dibubarkan, mereka kembali memeluk Pagan. Pada akhir perang ini, Mucklenberg dan Pomerania mengalami banyak penjarahan dan pembantaian oleh tentara Henry si Singa.
Pada tahun 1147, Paus mengatur ekspansi perang salib ke Semenanjung Iberia dengan meminta bantuan Alfonso VII dari Leon.
Dengan dibantu Ramon Berenguer IV dan Angkatan Laut Genova-Pisa, pada Oktober 1147 Alfonso VII memimpin tentara salib Katalan dan Perancis untuk merebut kota pelabuhan Armeria.
Ramon Berenguer lalu menyerang wilayah Taifa Murabitun, di Valencia dan Murcia. Ia lalu merebut Tortosa atas bantuan tentara salib Perancis dan Genova. Setahun kemudian merebut Fraga, Lleida dan Mequinensa
Di tempat lain di waktu yang hampir bersamaan, Pada Mei 1947, kontingen pertama Perang Salib II bertolak dari Dartmouth, Inggris menuju tanah suci.
Pada 16 Juni 1147, kontingen terpaksa mendarat di kota Porto. Lalu mereka dibujuk oleh Alfonso I dari Potugal untuk membantunya merebut Lisbon dari penguasa Moor.
Setelah Lisbon dikuasai, sebagian kontingen Tentara Salib menetap disana dan sebagian lagi bertolak ke Tanah Suci.
Di Entapes, tentara salib Perancis bertemu dengan tentara salib dari Jerman untuk membicarakan rute yang akan mereka ambil.
Jerman mengambil rute melewati Hongaria karena ingin menghindari wilayah Sisilia yang dipimpin oleh Raja Roger II, yang merupakan musuh dari Raja Conrad III.
Kontingen tentara salib Jerman terdiri dari Franconia, Bayern dan Swabia akhirnya tiba di Byzantium dengan 200.000 tentara dimana sebelumnya pasukan Ottokar III dari Styria bergabung dengan pasukan Conrad di Wina. Pada tanggal 10 September, mereka tiba di Konstantinopel. Conrad memilih untuk tidak menunggu kontingen Perancis dan langsung menyerang Iconium, ibukota Kesultanan Rum.
Conrad lalu membagi pasukannya menjadi dua devisi dimana salah satunya dia yang memimpin dan satunya dipimpin oleh Otto dari Freising.
Pasukan Conrad berusaha menghancurkan Turki Seljuk, namun malah pasukannya yang mengalami kekalahan total dan terpaksa mundur kembali ke Konstantinopel pada 25 Oktober 1147.
Devisi Otto mengambil rute sebelah selatan Mediterania dan juga akhirnya mengalami kekalahan di awal tahun 1148.
Kontingen Perancis bertolak dari Metz pada Juni 1147 yang dipimpin oleh Louis VII, Thierry dari Elsas, Renaut I dari Bar dan Amadeus III dari Savoy. Dalam perjalanan, pasukan lalu bergabung dengan pasukan dari Normandia dan Inggris.
Manuel pada saat itu menghentikan pertikaian militernya dengan Kesultanan Mur guna bisa mengkonsentrasikan perhatiannya terhadap pertahanan Byztanium terhadap tentara salib.
Cukup aneh memang tapi itu ternyata beralasan karena pada Perang Salib I, tentara salib memiliki reputasi buruk yang telah melakukan pencurian dan pengkhianatan. Namun Raja Louis bisa membina hubungan baik dengan Manuel, jauh lebih baik daripada yang dilakukan Conrad.
Kontingen Perancis lalu berangkat ke Asia Kecil dengan menyebarangi Bosporus dengan perahu. Kontingen Perancis kembali mendapat bantuan dari pasukan Sovoy, Auvergne dan Montferrat.
Namun bantuan tidak datang dari Byztanium seperti pada Perang Salib I. Dengan alasan baru diserang oleh pasukan Roger II dari Sisilia, pasukan Byzantium dibutuhkan di Balkan.
Di Nicea, Louis bertemu dengan sisa pasukan Conrad yang sudah dipukul mundur pasukan Seljuk.
Mereka lalu bergabung dan mengikuti rute yang pernah digunakan oleh Otto lalu tiba di Efesus. Perang pecah di luar Efesus antara kontingen gabungan Perancis dengan pasukan Turki Deljuk, dan dimenangkan oleh Pasukan Perancis.
Pasukan lalu bergerak ke Laodicea pada tahun 1148 dimana sebelumnya di tempat itu pasukan Otto telah dihancurkan oleh Turki.
Pasukan Turki lalu menyiapkan jebakan di Adalia sehingga menyebabkan pasukan Perancis mengalami kekalahan besar dan dengan usaha yang keras akhirnya bisa mundur dan tiba di Antiokhia pada tanggal 19 Maret.
Louis disambut oleh paman istrinya, Raymond dan meminta Louis untuk membantunya bertahan dari serangan Seljuk dan juga melakukan ekspedisi untuk menyerang Aleppo. Louis menolaknya karena ingin melanjutkan ziarahnya ke Yerusalem dan ingin melupakan tujuan militer dari Perang Salib.
Louis lalu meninggalkan Antiokhia menuju Tripoli. Fulk, Patriark dari Yerusalem lalu menjemput Louis di Tripoli untuk pergi ke Yerusalem. Di Yerusalem, Dewan Haute Caur mengatur pertemuan di Akko yang bertujuan untuk menyusun rencana terbaik untuk tentara salib.
Pertemuan itu sama sekali tidak dihadiri oleh orang dari Antiokhia, Tripoli dan bekas Eddesa.
Dewan membujuk Louis dan Conrad untuk melakukan penyerangan ke Damaskus. Namun Bangsawan Yerusalem berpendapat itu bukanlah keputusan yang bijaksana karena Dinasti Burid yang menguasai Damaskus merupakan sekutu Yerusalem walau beragama Islam.
Sekutu itu bertujuan untuk menangkal serangan dinasti Zengid. Namun Conrad, Louis dan Baldwin berkeras untuk menyerang Damaskus. Pada bulan Juni, 50.000 tentara terkumpul di Tiberias.
Saat tentara salib akan menyerang Damaskus, Dinasti Burid sudah menggalang kerjasama dengan Saifuddin Ghazi I dari Aleppo dan Nuruddin Zengi dari Mosul.
Penyerangan ini merupakan kesalahan besar karena kekalahan besar dialami oleh tentara salib sehingga memaksa mereka mundur lagi ke Yerusalem.
Kekalahan telak ini diakibatkan adanya rasa saling curiga dan tidak percaya antar tentara salib.
Serangan terhadap Damaskus membawa petaka buat Yerusalem karena Damaskus tidak lagi mempercayai Kerajaan tentara salib yang lalu menyebabkan kota tersebut dikuasai oleh Nuruddin pada tahun 1154.
Pada tahun 1153 Baldwin III mengepung Ascalon sehingga melibatkan Mesir ke dalam konflik ini. Yerusalem mampu merebut Kairo pada tahun 1160 namun bantuan dari eropa tidak kunjung datang.
Raja Amalric I dari Yerusalem bersekutu dengan Byztanium untuk menghalau serangan Mesir dan berusaha menginvasi Mesir pada tahun 1169, namun gagal. Pada tahun 1171 Saladin, keponakan dari salah satu jendral Nuruddin diangkat menjadi Sultan Mesir.
Saladin akhirnya mampu mempersatukan Mesir dengan Suriah guna mengepung Kerajaan Tentara Salib. Sementara itu aliansi Yerusalem dengan Byztanium berakhir dengan wafatnya Manuel I pada tahun 1180. Pada tahun 1187, Yerusalem berhasil direbut oleh Saladin dan terus menuju ke Utara sampai akhirnya semua wilayah Kerajaan Tentara Salib direbutnya. Hal inilah nantinya sebagai pencetus Perang Salib III.
(Berlanjut ke posting berikutnya)
Label:
byzantium,
conrad III,
eddesa,
louis VII,
paus,
perang salib,
yerusalem
13 Oktober 2008
Orang Denmark paling bahagia di dunia?

Ulasan berikut ini bersumber dari suatu program TV '60 minutes' yang saya tonton kemarin di CNN.
Berdasarkan suatu survey yang dilakukan oleh badan independen Inggris (saya lupa namanya) yang telah dilakukannya untuk kesekian kalinya untuk men-survey negara-negara di dunia tingkat kebahagiaan warganya; dihasilkan bahwa warga Denmark merupakan warga yang paling bahagia di dunia.
Peringkat ini sudah disandang Denmark untuk 3 tahun terakhir. Yang mengherankan adalah Amerika Serikat masuk ke peringkat 23, walau mereka cukup berbangga karena bisa mengalahkan Afghanistan dan Irak.
Penyelidikan lalu dilaksanakan ke negara Denmark untuk mengetahui apa penyebab warga negara dari negara Eropa yang "biasa-biasa" saja ini bisa menjadi warga paling bahagia di muka bumi.
Ternyata ada 2 aspek dominan yang dimiliki oleh warga Denmark yang mungkin tidak dimiliki oleh warga negara lain. Ada juga suatu lelucon yang dijadikan hipotesa yang mengatakan bahwa orang yang berambut pirang cenderung periang dan lebih mudah bahagia.
Namun setelah dilakukan penelitian, pernyataan itu ternyata salah. Sebetulnya tidak perlu dilakukan penelitian karena negara tetangga, Swedia warganya juga lebih banyak berambut pirang dan Swedia jauh lebih kaya daripada Denmark warganya tidak lebih bahagia daripada orang Denmark.
Aspek pertama adalah dari segi jaminan kehidupan mereka. Orang Denmark yang lahir dan menjadi warga negara yang resmi dari sejak lahir telah terjamin kehidupannya sampai mereka meninggal nantinya.
Jaminan ini berupa jaminan kesehatan gratis, pendidikan gratis (dari pendidikan dasar sampai lulus kuliah) sampai pensiun yang dijamin pemerintah.
Yang menarik adalah pada saat warga Denmark yang masuk kuliah. Di negara ini mahasiswa tidak perlu mengeluarkan sepeser pun uang untuk kuliah. Bahkan mereka dibayar oleh pemerintah untuk kuliah sehingga mampu mendorong minat kaum muda untuk kuliah.
Dan yang luar biasanya adalah, mereka bisa menyelesaikan kuliah kapanpun mereka mau 5, 10 atau 15 tahun. Jika ada mahasiswa yang cuti 1 atau 2 semester untuk bekerja, Pemerintah tetap membayar "gaji" mahasiswa tersebut untuk kuliah.
"Fasilitas" ini bukannya tanpa konsekuensi. Konsekuensi yang harus ditanggung warga Denmark untuk menikmati fasilitas ini adalah besarnya pajak sebesar 50% dari penghasilan mereka.
Selain jaminan hidup seumur hidup dari Pemerintah, kesenjangan sosial yang sangat kecil di masyarakat merupakan salah satu penyebab jarangnya terjadi kriminalitas dan gesekan di masyarakat.
Dikatakan di Denmark jika ada seseorang tertikam (belum terbunuh), beritanya akan masuk berita utama di koran nasional karena jarangnya terjadi kriminalitas disana.
Aspek yang kedua adalah psikologis dan moral dari warga Denmark. Seorang Profesor Denmark yang mengajarkan "Ilmu Kebahagiaan" di suatu kampus di Denmark menjelaskan bahwa pengharapan dan keinginan yang berlebihan membuat manusia tidak bahagia.
Dia memberi gambaran dari kebahagiaan yang menjadi tujuan orang Amerika (sering disebut "American Dream"). Gambaran kebahagiaan orang Amerika adakah semakin banyak semakin bagus; sehingga impian orang Amerika adalah memiliki uang yang lebih banyak, mobil yang lebih mewah, rumah yang lebih besar, dan sebagainya.
Keinginan dan pengharapan yang berlebihan dan jauh dari realistis membawa sebagian besar warga Amerika mengalami banyak kekecewaan dan ketidakbahagiaan karena keinginan dan harapannya yang tidak terwujud.
Dan mungkin mereka juga akan keberatan dengan potongan pajak penghasilan sebesar 50%.
Lain halnya dengan warga Denmark. Psikologis orang Denmark adalah memiliki keinginan dan harapan yang realistis dan juga tidak ambil pusing dengan kegagalan mereka.
Misalnya seorang Denmark memiliki keinginan untuk memiliki 2 buah mobil, namun hanya mampu memiliki sebuah mobil. Orang itu akan berkata,"yah biarlah, masing banyak kok orang yang ga punya mobil".
Jadi moral mereka yang selalu berpikir positif serta memiliki keinginan dan harapan yang realistis yang membuat mereka menjadi warga yang paling bahagia di muka bumi.
Mungkin ada beberapa bangsa yang meremehkan dan menganggap orang Denmark kerjaannya hanya bersantai-santai sambil minum bir, makan ikan yang banyak dan tidak memiliki ambisi dalam hidupnya.
Mungkin kita warga Indonesia bisa belajar dari negara Denmark perihal mengejar kebahagiaan.
Label:
denmark,
pajak tinggi,
penduduk bahagia
Perang Salib, agama atau kepentingan?
Jika
mendengar "perang salib", saya selalu berpikir perang antar agama,
yaitu perang antara Kristen dan Islam dalam memperebutkan Yerusalem yang
merupakan tanah suci umat Yahudi, Nasrani dan Islam yang terjadi di jaman
pertengahan (abad ke-11).
Sesungguhnya
agama Nasrani, Muslim dan Yahudi lahir dan bermula di Yerusalem. Motif dari
perang salib menjadi terkesan tidak berdasar karena Yerusalem bukanlah milik
umat Nasrani saja.
Sisi
positif dari perang salib adalah adanya pertukaran kebudayaan dan juga
teknologi antar benua eropa dan asia yang mendorong munculnya era Renaissance.
Era ini dikatakan merupakan era kebangkitan dari kebudayaan eropa kuno, yaitu
era Yunani dan Romawi Kuno. Era ini merupakan era kebangkitan dari teknologi,
seni dan budaya eropa setelah berabad-abad berapada pada "Era Kegelapan".
Era Kegelapan adalah suatu era dimana pengaruh Gereja Katolik terlalu dominan
dalam kehidupan masyarakat eropa, seperti politik, ekonomi dan budaya.Pada
hakekatnya, Perang Salib bukanlah Perang Agama namun lebih kepada perang
memperebutkan daerah kekuasaan suatu daerah yang sangat strategis karena
merupakan pintu gerbang perdagangan antara eropa dan asia.
Perang Salib adalah gelombang pertikaian
bersenjata yang dimulai oleh kaum Kristiani pada tahun 1095 atas restu Paus
yang mengatasnamakan Agama Kristen untuk menghancurkan dan mengusir kaum Muslim
dari kota Yerusalem.
Keputusan
untuk berperang awalnya atas permohonan dari Kekaisaran Byzantium yang beragama
Kristen Ortodox Timur untuk melawan ekspedisi Dinasti Seljuk yang beragama
Islam yang ingin menguasai Anatolia (Turki kuno).
Sebelum
perang salib, baiknya kita lihat dulu keadaan eropa pada saat itu.
Pada
masa itu Kekaisaran Byzatium sudah mengalami kemerosotan karena gelombang
serangan dari bangsa Muslim Turki.
Pecahnya
Kekaisaran Corolingian pada akhir abad ke-9 dan gerakan peng-kristen-an
bangsa-bangsa petarung seperti Viking, Slav dan Magyar menyebabkan banyak
petarung-petarung bangsa itu tidak lagi berperang..
Kaum
petarung ini yang sudah terbiasa dengan peperangan, perebutan wilayah,
penindasan dan kekerasan harus menerima kampanye anti kekerasan oleh geraja
masa itu.
Pada
masa itu juga kesatri-kesatri Iberia harus berperang melawan kaum Moor Islam
yang telah mendudukin Semenanjung Iberia selama 2 abad.
Perang
Salib I (1095-1099 AD)
Yang
melatarbelakangi Perang Salib adalah misi Paus Urbanus II untuk menyatukan
kerajaan-kerjaan Kristen Di Eropa. Pada masa itu, hampir seluruh kerajaan di
Eropa memeluk agama Katolik, kecuali Kekaisaran Byzntium dari Konstantinopel
yang pada saat itu dipimpin oleh Kaisar Alexis. Satu agama tidak membuat
kerajaan-kerajaan di eropa bisa akur satu sama lain. Peperangan sering terjadi
dengan alasan perebutan daerah kekuasaan sehingga membuat rakyat sangat
menderita.
Pada
saat Kaisar Alexis memohon bantuan Kepausan untuk melawan Muslim Turki, Paus
Urbanus II melihat adanya musuh bersama yang bisa dimanfaatkan untuk menyatukan
kerajaan-kerajaan Kristen di eropa. Walaupun sebelumnya Paus sudah mengucilkan
Patriark Konstantinopel dan Kristen Ortodoks Timur tidak lagi satu gereja
dengan Katolik tidak lagi dipertimbangkan.Pada tahun 1095, Urbanus mengadakan
Konsili Clermont.
Di
sana ia menyampaikan kotbahnya yang menggerakkan: "Telah tersebar sebuah
cerita mengerikan ... sebuah golongan terkutuk yang sama sekali diasingkan
Allah ... telah menyerang tanah (negara) orang Kristen dan memerangi penduduk
setempat dengan pedang, menjarah dan membakar." Ia berseru:
"Pisahkanlah daerah itu dari tangan bangsa yang jahat itu dan jadikanlah
sebagai milikmu.". "Deus vult! Deus vult! (Allah
menghendakinya)," teriak para peserta.
Ungkapan
itu telah menjadi slogan perang pasukan Perang Salib. Mulailah utusan-utusan
Paus berkeliling eropa untuk memperoleh dukungan untuk "perang suci"
tersebut.
Para
kesatria yang haus peperangan menyambut antusias kampanye tersebut, walau
awalnya agak terkejut karena tujuan perang adalah demi agama. Untuk memperoleh
lebih banyak dukungan, Paus dan pengikutnya menyebarluaskan
"keuntungan" dari peperangan melawan kaum muslim tersebut.
Paus
mengatakan bahwa orang-orang yang mati dalam "perang suci" ini akan
memperoleh pengampunan Tuhan akan dosa-dosanya dan akan langsung masuk sorga.
Dimulai
lah ekspedisi kerajaan-kerajaan Kristen eropa ke Konstantinopel dan Yerusalem.
Didukung oleh kekaisaran Byztanium, "Tentara Salib" ini mulai merebut
kota Antiokhia dan Yerusalem.
Banyak
penulis yang menggambarkan peperangan tersebut bagai banjir darah sampai
setinggi tungkai kuda. Penggambaran ini bukannya tanpa alasan, prinsip Tentara
Salib adalah tidak mengakui tawanan sehingga membunuh semua musuh-musuhnya.
Ekspedisi
ini berjalan sangat sukses sehingga setelah kota-kota tersebut berhasil
diduduki, mereka lalu mulai mengganti taktik menyerang menjadi bertahan dengan
membangun benteng-bentang baru. Lalu ditunjuk lah Godfrey dan Bouillon sebagai
penguasa Kerajaan Latin di Yerusalem.
Legenda
Kesatri Templar pelindung Yerusalem muncul pada masa itu. Momentum perang salib
ini juga dimanfaatkan oleh Jerman dan Prancis untuk melaksanakan Perang Salib
Rakyat dimana tentara-tentara Jerman dan Prancis menyerang komunitas Yahudi.
Pada
era perang salib I juga berkembang anggapan bahwa bagi tentara yang diutus ke
timur untuk melawan kaum muslim kembali ke kerajaan asalnya tanpa ikut
berperang, dianggap sebagai suatu hal yang memalukan.
(Dilanjutkan
pada posting berikutnya)

Label:
anatolia,
byzantium,
konstantinopel,
paus urbanus II,
perang salib,
seljuk,
yerusalem
09 Oktober 2008
Legenda 3 Negara

Legenda Tiga Negara / Samkok sudah mulai menarik minat saya sejak mulai membaca komik "Legenda Naga".
Komik tersebut menceritakan sepasang remaja putra dan putri yang tersedot ke masa lalu saat berada di pesawat terbang yang terbang dari Jepang menuju Cina.
Mereka jatuh di masa kekacauan di Cina sebelum masa tiga negara. Pada komik itu tokoh-tokoh sejarah yang menonjol adalah Liu Pei dan Cao Cao. Baru-baru ini ada film Mandarin berjudul "Red Cliff" juga berlatar belakang era tersebut.
Tiga Negara terbentuk setelah runtuhnya dinasti Han di Cina. Tiga Negara tersebut adalah Cao Wei, Dong Wu dan Shu Han.
Cao Wei beribukota di Luo Yang dan kaisar pertamanya adalah Cao Pi, putra dari Cao Cao. Dong Wu beribukota di Jian Ye dan Kaisar pertamanya bernama Sun Quan . Shu Han beribukota Cheng Du dan Kaisar pertamanya adalah Liu Bei.
Tiga negara ini muncul karena tidak adanya Kaisar yang kuat dan mampu menaklukkan negara-negara ini. Sepanjang sejarah Cina, biasanya hanya ada 1 kaisar tunggal yang dianggap dipilih Langit untuk memimpin Cina.
Kisah 3 Negara diawali oleh mulai runtuhnya Kekaisaran Han di akhir abad pertama. Karena pemerintahan yang korup dan dimonopoli oleh kalangan kasim, banyak pemberontakan yang muncul.
Salah satunya yang cukup besar dan mengancam kekaisaran Han adalah pemberontakan Serban Kuning yang dipimpin oleh Zhang Jiao.
Pemberontahan ini memberi harum nama Cao Cao dan Liu Bei yang memadamkan pemberontakan itu.
Dari sejarah, sebenernya banyak detail cerita yang terjadi tapi saya tidak akan menulisnya secara detail karena akan cukup membingungkan bagi pembaca yang baru mengenal kisah ini.
Singkat cerita, pengaruh kekaisaran Han yang sangat lemah karena digerogoti oleh pejabat-pejabatnya sendiri membuat para pemimpin propinsi leluasa untuk menggalang kekuatan militernya dan memproklamasikan dirinya sebagai Raja di wilayahnya masing-masing.
Inilah era berkuasanya raja-raja perang. Yang menonjol adalah Cao Cao yang berhasil menaklukkan Yuan Shao, Jendral Perang Terbesar wilayah Utara Cina. Keberhasilan ini membuat Cao Cao diangkat menjadi Perdana Menteri. Setelah menjabat sebagai perdana menteri, Cao Cao mulai menyusun strategi untuk menguasai wilayah selatan Cina.
Ekspansi Cao Cao ke selatan berjalan mulus sampai harus menghadapi aliansi Liu Bei, yang sebelumnya wilayah kekuasaannya direbut dan mengungsi serta meminta perlindungan ke Wu.
Liu Bei beraliansi dengan Sun Quan, pemimpin negeri Wu.
Peperangan itu sangat terkenal karena itu merupakan kekalahan terbesar Cao Cao di wilayah selatan. Kekalahan ini menyebabkan Cao Cao mengubah halauan ekspansinya ke wilayah barat cina.
Perang tersebut terjadi di daerah Chibi di Tebing Merah tepi Sungai Panjang. Perang ini yang menjadi inspirasi film "Red Cliff".
Setelah aliansi Sun-Liu menang melawan Cao Cao, timbul perpecahan antara aliansi tersebut. Perebutan wilayah yang ditinggalkan oleh Cao Cao yaitu Jing Zhou menjadi pencetusnya.
Pertempuran itu dimenangkan oleh Sun Quan yang memaksa pasukan Liu Bei meninggalkan wilayah itu.
Liu Bei lalu mendapat tawaran aliansi oleh Liu Zhang yang menguasai wilayah Yi Zhou. Aliansi ini bertujuan untuk menangkal kemungkinan serangan dari Pasukan Cao Cao.
Namun perpecahan terjadi dan menyebabkan Liu Zhang menyerahkan kekuasaan daerah Yi Zhou kepada Liu Bei.
Pada tahun 216 Masehi, Cao Cao mengangkat dirinya sebagai Raja Wei. Setahun kemudian Liu Bei mengangkat dirinya sebagai Raja Han Zhong setelah merebut wilayah itu dari Cao Cao.
Tahun 220, Cao Cao mangkat dan digantikan oleh putranya Cao Pi. Cao Pi memaksa Kaisar Xian Di untuk menyerahkan tahta kekaisaran, lalu dia mendirikan Negara Wei dan bertahta dengan gelar Wen Di.
Berakhirlah masa kekaisaran Han dan dimulainya Era Tiga Negara. Liu Bei yang masih mendukung kelanjutan kekaisaran Han, mengangkat dirinya sebagai kaisar dengan gelar Zhao Lie Di.
Sun Quan menyatakan diri tunduk kepada negeri Wei dan diangkat sebagai Raja Wu oleh Cao Pi. Tiga negara resmi berdiri dan selama kurun waktu 40 tahun, tidak ada satupun negeri yang bisa menaklukkan negeri yang lain.
08 Oktober 2008
Kerajaan pertama di Bali?
Sebagai orang Bali yang memeluk agama Hindu,
dari dulu saya ada ketertarikan tentang awal masuknya Hindu ke Bali dan
bagaimana kehidupan orang bali pada awal peradaban di pulau Bali.
Sebelumnya saya mengetahui bahwa kerajaan
Gelgel-lah yang merupakan kerajaan pertama di Bali setelah ekspedisi Gajah Mada
di Bali. Jadi keturunan Majapahit-lah yang mendirikan Kerajaan Gelgel.
Pada saat itu jugalah Hindu diperkenalkan ke
masyarakat Bali oleh rsi-rsi yang datang dari Majapahit. Kalau menurut saya itu
sebagian ada benar juga karena Majapahitl yang memperkenalkan agama Hindu
seperti Hindu saat ini yang dijalankan oleh masyarakat Bali.
Namun setelah menggali lagi, ada beberapa
fakta yang baru saya ketahui. Ternyata jauh sebelum adanya Kerajaan Gelgel dan
ekspedisi Gajah Mada ke Bali, di Bali sudah berdiri suatu kerajaan sekitar abad
ke-8.
Kerajaan Bedahulu atau Bedulu merupakan
kerajaan kuno Bali yang ada dari abad ke-8 sampai akhir abad ke-13. Beribukota
di Pejeng. Sri Wira Dalem Kesari Warmadewa merupakan Raja pertama Kerajaan
Bedahulu.
Masih belum dipastikan pada awal berdirinya
kerajaan ini pengaruh Hindu sudah masuk atau belum. Yang menonjol adalah
kepercayaan terhadap nenek moyang yang melakukan pemujaan dipusatkan pada
bangunan berundak-undak.
Era pemerintahan Raja Sri Wijaya Mahadewi
yang merupakan Raja Bedahulu ke-7, diperkiraan Hindu mulai masuk karena pada
masa itu muncul nama-nama biksu yang memiliki nama Siwa, seperti Piwakangsita
Siwa, Siwanirmala dan Siwaprajna.
Pada era Pemerintahan Raja Udayana, pengaruh
Hindu-Buddha terlihat sangat jelas karena Raja memiliki pembantu bernama
mpungku Sewasogata.
Goa Gajah merupakan peninggalan Kerajaan
Bedahulu yang diperkirakan dibangun di abad ke-11. Di dalam Goa Gajah terdapat
patung Dewa Ganesha yang merupakan dewa Hindu.
Masa berakhirnya kerajaan Bedahulu dimulai
saat Ekspedesi Gajah Mada datang ke Bali. Pada saat itu Raja yang memerintah
adalah Raja Astasura Ratna Bumi Banten yang dibantu oleh Patih Kebo Iwa.
Setelah Gajah Mada membunuh Patih Kebo Iwa,
penaklukan Majapahit di Bali berjalan mulus. Setelah ini mulailah cikal bakal
kerajaan Gelgel berdiri.
Namun tidak semua orang Bali menyerah dengan
pengaruh Majapahit. Ada beberapa kelompok masyarakat Bali yang masih memegang
teguh kepercayaan dan keyakinan yang ditinggalkan Kerajaan Bedahulu.
Masyarakat ini terisolasi di tempat-tempat
terpencil di Bali yang mengganggap diri mereka sebagai orang Bali asli
(Baliaga) yang tidak terpengaruh oleh Majapahit. Sampai saat ini masyarakat
tersebut masih ada di Desa Trunyan dan Desa Tenganan.
Goa Gajah merupakan salah satu peninggalan sejarag dari kerajaan
Bali pra-Majapahit. Di lokasi tersebut terdapat puing – puing peninggalan
kebudayaan Siwa-Budha. Di dalam gua terdapat patung dewa hindu yang berwujud
manuasia berkepala gajah, Dewa Ganesha. Dewa Ganesha merupakan anak dari Dewa
Siwa. Lalu di bagian bawah, di tepi sungai kecil; terdapat reruntuhan patung
Buddha. Menurut salah satu penjaga disana; sebelumnya patung Budha tersebut
dipahat di tebing di atas sungai. Namun setelah gempa (tidak disebutkan kapan
gempanya), pahatan tersebut runtuh dan jatuh ke sungai. Saat ini apabila
dilihat dari jalan setapak untuk wisatawan, sekilas runtuhan tersebut seperti
batu besar di tengah sungai. Namun jika
anda turun ke sungai dan sedikit bersusah payah masuk ke balik batu tersebut, anda
akan terkejut dengan apa yang akan anda lihat.

Label:
bedahulu,
gajah mada,
kebo iwa,
kerajaan bali,
majapahit,
pejeng,
udayana
Langganan:
Postingan (Atom)